Pelatihan dan Sertifikasi Guru Al-Qur’an

Blitar-17 Maret 22. Acara pelatihan dan sertifikasi guru Al-Qur’an yang dilaksanakan pada tanggal 17-19 Maret 2022 di pendopo yayasan pondok pesantren salafiyah Darur Roja’ yang di ikuti oleh perwakilan guru yang ada di yayasan pondok pesantren salafiyah Darur Roja’. Pembelajaran Al-Qur’an motede Wafa ini di adakan untuk mengasah kemampuan para guru dan juga agar para guru bisa mengelola kelas dengan efektif.

  Pembeda metode Wafa dengan metode lainnya yaitu pada cara belajarnya yang berbasis otak kanan, menggunakan irama hijas, pembelajaran metode ini untuk segala usia, sudah mempuyai aplikasi android, wafa juga mempunyai pengembang yang lengkap dari adminstratif.

   Dody Tisna Amijaya berkata “Standar pendidikan yang ada di wafa ini menghadirkan pembelajaran konverensif  yaitu 5T {Tilawah, Tahfid, Tarjamah, Tafhim, Tafsir,}. Di adakannya pembelajaran tilawah sampai tahfid karena ingin mengahasilkan generasi yang bagus tilawahnya, banyak hafalannya,menggunakan irama hijas, menggunakan otak kanan dan punya semangat untuk mengamalkannya oleh sebab itu kita bentuk metode versi wafa.”

   Kegiatan pelatihan dan sertifikasi guru Al-Qur’an ini para peserta  akan mendapatkan pelatihan selama 3 hari.

  Hari pertama para peserta akan di ajarkan untuk menstandarisasi bagaimana membangun managemen waktu, irama, memaksimalkan otak kanan dan otak kiri dalam pembelajaran Qur’an dan memaksimalkan modalalitas santri yang terdiri dari visiual, auditory dan kinestetik untuk ruangngannya adalah adanya hasil pembelajaran Qur’an yang merata jadi para santri bisa memahami apa yang telah di ajarkan bapak ibu guru.

   Yang di maksud dengan otak kiri adalah kaintannya dengan tuisan, angka, hitungan, urutan, analisa, bahasa. Kalau hanya dengan sarana ini otak akan bekerja dengan pada muara memory jangka pendek saja alhasil akan mudah lupa karena tidak di pahami berbeda halnya dengan otak kanan yang berkaitan degan imajinasi, bentuk, kreatifitas, warna, serta seni muaranya adalah memory  jangka panjang karena hal inilah yang mudah di pahami dan sulit di lupakan

   Untuk hari kedua guru di bekali cara mengajari tahfid dan tilawah, dan juga distandari administrasi pendidikan

  Hari ke-3 di ajari tentang kurikulum pembelajaran Qur’an yaitu bagaimana menatapkan tujuan Qur’an kemudian di break down jangka pendek, proses penilaian, dan pengelolaan kelas.

  Menariknya metode wafa ini membuat wafa berkembang di 5 Negara yaitu Indonesia, Singapura, Italia, Belanda, dan Hongkong serta 32 Provisi yang tersebar di Indonesai.