Kh Noer Hidayatulloh adalah putra tertua dari KH muhammad imam dawami dan ibu nyai Fatimatuz zahro’. Beliau lahir pada tanggal 11 juli 1954 M. Masa kecil beliau di didik keras oleh ayahandanya. Kedisiplinan ,kebersihan dan ketegasan adalah makanan sehari-hari beliau. Beliau mengawali perjalanan didalam menuntut ilmu di Sekolah Dasar Islam Wahid Hasyim yang mana sekolahan tersebut didirikan oleh ayahandanya. Setelah lulus dari sekolah dasar beliau melanjutkan ke Mts langkapan yang mana sekolahan tersebut telah berganti nama menjadi MTSN 3 BLITAR.beliau meneruskan ke mts Langkapan karena lokasinya tidak begitu jauh kurang lebih 200 M. Setelah lulus dari mts langkapan beliau melanjutkan didalam menuntut ilmu ke Madrasah Aliyah Al hikmah langkapan. Yang mana lokasinya sekitar Mts langkapan. Setelah merasa cukup di dalam menimba ilmu umum.beliau berkeinginan untuk memperdalam ilmu agama. Sehingga beliau meneruskan untuk menimba ilmu agama di pon pes lirboyo.KH Noer hidayatulloh waktu di pon pes lirboyo terkenal akan ketekunannya dalam mencari ilmu, pernah suatu malam, terdapat santri lain yang melihat bahwa beliau di area pohon tetebuan sekitar pondok pesantren lirboyo, hanya karena untuk menghafal al fiyah yang berjumlah 1000 nadzom. Beliau juga pernah menjadi keamanan pon pes lirboyo. Selama menjadi keamanan beliau terkenal akan ketegasannya, sehingga pada saat itu santri-santri lirboyo menyebutnya macan lirboyo. Setelah merasa cukup menimba ilmu di pon pes lirboyo, beliau menikah dengan ibu nyai Umi Khasanah. ibu nyai Umi Khasanah adalah salah satu putri dari salah satu pondok yang berada di kecamatan pare kabupaten kediri. Dan beliau di karuniai 5 sang buah Hati oleh Sang Maha Esa.
Dengan mendapatkan warisan dari ayahandanya berupa pondok pesantren darur roja’. Beliau tak pernah berhenti mendalami ilmu agama dan mengamalkannya sebelum di ajarkan kepada santri-santrinya. Dengan jerih payah dan kealiman beliau santri pondok pesantren darur roja’ semakin hari semakin bertambah banyak. Diantara nya dari kabupaten kediri, tulungagung, bojonegoro, nganjuk, cilapap, semarang. Bahkan dari luar jawa pun juga ada yaitu dari sumatra, kalimantan, bali dan papua.
Dengan seiring berubahan zaman yang mana pondok pesantren darur roja’ mulai ada santri-santri formal. Maka beliau berinisiatif untuk meneruskan berjuangan ayahandanya di dalam ilmu umum. Bertepatan pada tahun 2010 beliau mendirikan Sekolah Menengah Pertama yang mana beliau beri nama SMP Terpadu Darur Roja’. Dengan seiring berjalannya waktu dengan semangat semangat yang sungguh luar biasa beliau juga mendirikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah Menengah Atas tersebut beliau beri nama SMA Terpadu darur roja’.
Berjuangan beliau ternyata tak berada di dalam lingkup pesantren darur roja’ saja. Beliau juga berjuang diluar pesantren, berupa mengadakan pengajian yang mana di hadiri oleh warga selokajang. Dengan diadakan pengajian tersebut banyak mengundang minat masyarakat dari tetangga desa selokajang. Minat Masyarakat yang begitu nyata di buktikan dengan semakin banyaknya masyarakat yang hadir di pengajian tersebut. Ada yang bersepedah motor, ada juga yang berombongan dengan membawa mobil pengangkut sayuran, yang mana hanya untuk satu tujuan mencari ilmu kepada KH. Nur Hidayatulloh dan mengalap barokah beliau. Perjuangan beliau juga tak berhenti disitu saja, beliau ternyata juga berkecimpung di organisasi NU tinglat kecamatan, lembaga NU tingkat kabupaten.
Semakin bertambah umur beliau juga semakin bertambah kealiman beliau. Beliau di akhir hayatnya sering mengingatkan santri akan pentingnya ilmu. Beliau juga sering menegur santri-santri yang bangun kesiangan (mbangkong). Pernah suatu hari beliau mengumpulkan semua santri, karena yang berjamaah sholat subuh hanya beberapa. Beliau mendawuhi para santrinya dengan tegas, mengingatkan santri-santrinya. Bahwa kelak yang akan meneruskan perjuangan para ulama’ para kyai adalah santri. Sampai-sampai tak kuasa menahan air matanya, karena kecintaan beliau kepada santrinya melebihi kecintaan beliau kepada keluarganya.
Begitu cinta nya beliau kepada santri dan masyarakat beliau rela menguras tenaga, fikiran bahkan kesehatan beliau berkurang. Dengan kondisi yang kurang menyehatkan beliau masih menunjukkan kecintaan beliau dengan tetap memaksakan untuk bersama-sama santri untuk mengaji. Dari Kitab kitab yang dikajipun juga semakin terlihat bahwa akhir-akhir perjuangan beliau semakin dekat. Diantaranya kitab-kitab tentang perjuangan Rosululloh SAW, yang di teruskan dengan kitab Ar Ruh.
Dengan kondisi yang semakin kurang baik, beliau tetap memaksakan untuk tetap mengkaji kitab yang selanjutnya yaitu kitab bukhari muslim, setelah sampai di hal ke 2 beliau sudah tak mampu untuk melanjutkannya. Dengan keadaan yang kurang baik beliau masih tidak mau membuat kawatir kawan seperjuangan di organisasi ke Nu-an di wilayah blitar. Sehingga beliau meminta untuk pergi ke rumah sakit di kabupaten tulungagung. Karena kesehatan beliau semakin baik walaupun belum sepenuhnya beliau meminta untuk dirawat di rumah. Walaupun belum sembuh total Selama dirumah beliau tetap bersi keras untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas ringan. Tepat pada malam minggu beliau mengumpulkan santri-santri untuk mengajak jalan sehat keliling desa selokajang. Seperti yang di lakukan ayahanda beliau sebelum wafat. Setelah itu pada hari jum’at, ketika kutbah jumat berlangsung ada salah satu santri yang duduk berada didekat beliau mendengar samar-samar bahwa beliau sering mengucapkan kalimat tauhid berupa Allah. Lafad tersebut beliau lantunkan terus menerus tak henti. Sorenya beliau dibawa ke rumah sakit di kabupaten tulungagung. Sekitar jam 17.00 Wib hari sabtu 8 ba’do mulud / 7 januari 2017 beliau di panggil oleh Sang Maha Kuasa. Karena putra laki-laki tertua masih kecil kemudian pondok pesantren tersebut diasuh oleh putra dari adik beliau, yaitu Agus Muhammad Aly Saifulloh Bersama suami dari putri ke dua beliau yaitu Agus Muhammad Hibatulloh yang pada saat ini jumlah santrinya mencapai 500 santri.
Peninggalan peninggalan KH. Noer Hidayatulloh :
1. Pondok pesantren Darur Roja’.
2. Sekolah Dasar Islam Wahid Hasyim.
3. Sekolah Menengah Pertama Terpadu Darur Roja,
4. Sekolah Menengah Atas Terpadu Darur Roja’.
5. Madrasah diniyah Tingkat taman kanak kanak.
6. Madrasah diniyah Hidayatul Mubtadiin Tingkat Ibtidaiyah.
7. Madrasah diniyah Hidayatul Mubtadiin Tingkat Tsanawiyah.
8. Madrasah diniyah Hidayatul Mubtadiin Tingkat Aliyah.
Beri Komentar